Justin Hubner dan Ivar Jenner Tak Bela Timnas Indonesia Ditanggapi Erick Thohir
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa absennya dua talenta muda keturunan, Justin Hubner dan Ivar Jenner, untuk membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2024 bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Menurutnya, situasi tersebut terjadi karena peraturan internasional yang memang tidak mewajibkan klub melepas pemain untuk turnamen yang tidak tercantum dalam kalender resmi FIFA. Dengan kata lain, federasi sepak bola Indonesia tidak memiliki wewenang penuh untuk memaksakan klub-klub luar negeri agar mengizinkan para pemainnya bergabung dalam skuad Garuda di turnamen regional seperti Piala AFF.
Seperti yang diketahui, Piala AFF menurut pedulilindungi.id bukan bagian dari agenda resmi FIFA sehingga klub memiliki hak untuk menolak melepas pemainnya, terutama jika kehadiran mereka di level klub masih sangat dibutuhkan. Hal ini berlaku bagi kedua pemain muda tersebut. Justin Hubner saat ini menjadi bagian dari skuad Wolverhampton Wanderers U-21, sedangkan Ivar Jenner memperkuat Jong FC Utrecht. Keduanya tengah berada dalam fase pengembangan karier sepak bola mereka di Eropa, yang tentunya menuntut konsistensi penampilan serta komitmen penuh kepada klub yang menaungi mereka.
Justin Hubner dan Ivar Jenner Tak Bela Timnas Indonesia Ditanggapi Erick Thohir
Dalam pandangan Erick Thohir, langkah yang diambil oleh klub-klub Eropa ini sepenuhnya dapat dimaklumi. Menurutnya, tidak ada gunanya memaksa klub untuk melepas pemain saat turnamen yang dimaksud bukan bagian dari kalender resmi FIFA. Ia menegaskan bahwa PSSI menghormati aturan yang berlaku di dunia sepak bola internasional. Persoalan ini sebenarnya bukan hal baru, karena sejak lama turnamen yang tak terdaftar dalam agenda resmi FIFA seringkali menyulitkan negara-negara peserta dalam memanggil pemain yang berkarier di luar negeri.
Bagi Timnas Indonesia, absennya kedua pemain tersebut memang bisa jadi kerugian tersendiri. Kehadiran mereka sempat diharapkan dapat menambah kualitas skuad Garuda, terutama dalam menghadapi persaingan sengit di kawasan Asia Tenggara. Hubner dan Jenner, sebagai pemain yang telah mengenyam pelatihan di lingkungan klub-klub Eropa, tentu memiliki pengalaman, kualitas teknis, serta pemahaman taktik yang dapat bermanfaat bagi Timnas. Namun, gagalnya mereka bergabung bukan berarti akhir dari segalanya. Indonesia masih memiliki talenta-talenta lokal lain yang siap bersaing, ditambah para pemain yang sudah berkomitmen sejak awal untuk bergabung di berbagai ajang internasional.
Erick Thohir menilai bahwa kondisi ini justru dapat dijadikan momentum bagi para pemain muda lokal untuk membuktikan diri. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang profesional, para punggawa Garuda dapat memaksimalkan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa mereka mampu tampil kompetitif, bahkan tanpa kehadiran nama-nama yang berkiprah di Eropa. Selain itu, hal ini juga menjadi pengingat bagi PSSI untuk lebih giat membina talenta-talenta muda dari dalam negeri, sehingga fondasi sepak bola nasional dapat semakin kokoh dan mandiri.
PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memajukan sepak bola Indonesia. Salah satu caranya adalah melalui peningkatan kualitas kompetisi dalam negeri, pembenahan sistem pembinaan usia muda, serta memperkuat komunikasi dengan para pemangku kepentingan sepak bola, baik di tingkat lokal maupun internasional. Dengan demikian, diharapkan pada masa mendatang Indonesia tidak akan terlalu bergantung pada pemain-pemain yang merumput di luar negeri untuk meningkatkan kualitas tim nasionalnya.
Di sisi lain, penolakan klub-klub Eropa untuk melepas pemain bukan hal yang jarang terjadi. Sejumlah negara lain di Asia dan Afrika pun sering mengalami situasi serupa ketika ingin memanggil pemainnya untuk turnamen non-FIFA. Dalam konteks ini, penting bagi PSSI dan federasi-federasi lain untuk menjalin hubungan yang baik dengan klub-klub tersebut. Pembicaraan yang konstruktif, kerja sama pengembangan pemain, serta kesepakatan jangka panjang dapat membuka peluang yang lebih besar bagi pemain-pemain diaspora untuk membela tanah leluhurnya tanpa menimbulkan konflik kepentingan dengan klub mereka.
Lebih jauh, absennya Hubner dan Jenner di Piala AFF 2024 juga menunjukkan bahwa masa depan Timnas Indonesia tidak semestinya hanya bertumpu pada beberapa nama pemain tertentu. Sepak bola adalah olahraga kolektif, di mana keberhasilan sebuah tim bukan hanya ditentukan oleh satu atau dua individu, melainkan kekompakan dan sinergi seluruh elemen dalam skuad. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi Timnas Indonesia dalam situasi ini merupakan proses pendewasaan yang dapat memperkuat mentalitas tim secara keseluruhan.
Erick Thohir berharap PSSI dapat membuat perencanaan yang lebih baik
Dalam jangka panjang, Erick Thohir berharap PSSI dapat membuat perencanaan yang lebih baik, termasuk dalam hal pemanggilan pemain, jadwal uji coba internasional, serta partisipasi dalam turnamen resmi yang diakui FIFA. Dengan demikian, permasalahan serupa dapat diminimalisir di masa mendatang. Tantangan ini juga menjadi motivasi bagi seluruh ekosistem sepak bola Indonesia untuk semakin profesional dalam mengelola setiap aspek, mulai dari pembinaan usia dini hingga perencanaan karier pemain yang meniti jalan di luar negeri.
Pada akhirnya, absennya Justin Hubner dan Ivar Jenner di Piala AFF 2024 bukanlah kegagalan mutlak, melainkan sebuah kenyataan yang harus diterima dengan lapang dada. Hal ini mengajarkan bahwa dalam dunia sepak bola yang semakin kompetitif dan kompleks, setiap keputusan harus dihormati, terutama jika sesuai dengan regulasi dan kepentingan semua pihak yang terlibat. Kini, saatnya Timnas Indonesia dan PSSI memandang ke depan, mencari solusi-solusi kreatif, serta memaksimalkan potensi pemain yang tersedia. Dengan sikap positif dan langkah-langkah strategis, bukan tidak mungkin Garuda dapat terus mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi di pentas sepak bola internasional.