Bagaimana sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran?

Featured Post Image - Bagaimana sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran?

Bagaimana sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran?

Sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran sangat signifikan mengingat peran keduanya sebagai kekuatan besar dunia yang memiliki hubungan diplomatik dan kepentingan strategis di Timur Tengah. Konflik antara Israel dan Iran memanas ketika Israel melancarkan serangan terukur terhadap fasilitas militer Iran sebagai tanggapan atas serangan balasan Iran berupa peluncuran hampir 200 rudal balistik. Iran menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan reaksi terhadap pembunuhan pemimpin kelompok milisi yang didukungnya, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Posisi Rusia dalam Konflik
Rusia memiliki hubungan yang rumit dengan Iran dan Israel. Di satu sisi, Rusia adalah sekutu Iran, terutama terkait kerja sama militer di Suriah dalam mendukung pemerintahan Bashar al-Assad. Kedekatan ini memungkinkan Iran menggunakan pengaruhnya di wilayah tersebut untuk menyuplai senjata dan dukungan bagi Hizbullah dan kelompok-kelompok milisi lainnya. Di sisi lain, Rusia juga menjaga hubungan diplomatik dengan Israel dan sering terlibat dalam koordinasi untuk menghindari konflik langsung di kawasan Suriah.

Bagaimana sikap Rusia dan China dalam konflik Israel-Iran?

Sikap Rusia dalam situasi semacam ini menurut pedulilindungi.id cenderung berusaha meredam eskalasi untuk menjaga stabilitas di wilayah yang strategis bagi kepentingan militernya. Oleh karena itu, Moskow mendorong dialog dan negosiasi untuk menghindari bentrokan yang bisa mengganggu kepentingan militernya dan menimbulkan ketegangan baru di perbatasan Suriah. Dalam pernyataan resmi, Rusia kerap menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai, meskipun tindakan spesifik yang diambil sering bergantung pada perubahan situasi di lapangan.

Sikap China dalam Konflik
China, sebagai kekuatan besar lainnya, memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani konflik Timur Tengah. Beijing menjalin hubungan ekonomi yang erat dengan Iran melalui proyek-proyek infrastruktur dan pembelian minyak yang signifikan. Hubungan ekonomi ini memberi China kepentingan besar dalam memastikan stabilitas Iran. Namun, China juga menjaga hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, yang merupakan mitra strategis dalam teknologi dan inovasi.

Sikap China dalam konflik ini biasanya lebih pasif dibandingkan Rusia, dengan menekankan pentingnya penyelesaian diplomatik dan penghormatan terhadap kedaulatan semua negara. Pemerintah China menghindari intervensi militer atau keterlibatan langsung dan lebih memilih menggunakan jalur diplomatik dan dukungan di tingkat Dewan Keamanan PBB untuk mendorong de-eskalasi. Pernyataan resmi China biasanya mencakup imbauan kepada semua pihak untuk menahan diri dan mematuhi hukum internasional demi menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.

Respons terhadap Eskalasi

Pada eskalasi terkini yang melibatkan serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran dan peluncuran ratusan rudal balasan oleh Iran, Rusia dan China kemungkinan besar akan bereaksi dengan langkah diplomatis. Rusia, yang memiliki kemampuan untuk memainkan peran penengah antara Israel dan Iran, dapat memanfaatkan posisinya untuk meredam ketegangan dan menghindari perluasan konflik ke wilayah lain, seperti Suriah atau Lebanon. China, sementara itu, akan memfokuskan upayanya pada seruan internasional untuk solusi damai dan menjaga agar jalur pasokan energi tetap aman dari dampak konflik.

Implikasi Strategis
Baik Rusia maupun China memiliki kepentingan strategis yang luas di Timur Tengah, namun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam merespons konflik. Rusia berfokus pada menjaga posisinya sebagai pemain militer utama di kawasan, sementara China lebih mengutamakan stabilitas ekonomi dan investasi jangka panjang. Dalam menghadapi eskalasi konflik antara Israel dan Iran, kedua negara tersebut cenderung menghindari keterlibatan langsung yang dapat mengarah pada konfrontasi terbuka, tetapi mereka tetap memainkan peran di belakang layar untuk memengaruhi jalannya peristiwa sesuai dengan kepentingan geopolitik mereka.

Sikap keduanya dalam konflik Israel-Iran mencerminkan keinginan untuk menyeimbangkan hubungan dengan kedua belah pihak sambil mengamankan kepentingan strategis masing-masing di Timur Tengah.